Halaman

Kamis, 15 Maret 2012

DEMAM FACE BOOK? Bagaimana menyikapinya ?

Dra. Lestari P / BK SMPN 1 MInggir
Belakangan ini berbagai media massa baik media elektronik (gambar dan atau suara), serta media cetak gencar menayangkan, menyiarkan dan mewartakan tentang fenomena situs pertemanan “face book” (FB), namun yang menyolok dari tayangan atau berita tersebut berkisar anak hilang atau “diculik”, remaja lari dari rumah, siswa yang menghina dan mengancam gurunya, mahasiswi tertipu, bisnis prostitusi, sedang asyik face bookan motor aparat raib, bahkan seseorang menjadi terpidana  gara – gara FB. Oleh sebab itulah pernah ada reaksi suatu organisasi  yang menyatakan bahwa FB diharamkan (dilarang). FB seolah - olah sesuatu yang merugikan, yang mencelakakan, padahal ada kecelakaan lain atau korban lain yang lebih buruk lagi bukan karena FB, misalnya kecelakaan lalu lintas karena kelalaian berkendaraan motor (RANMOR).

 FB dan  RANMOR memang berbeda akan tetapi ada kesamaannya yaitu telah menjadi bagian kehidupan baik bagi perorangan sebagai pribadi ataupun individu sebagai representasi lembaga. Baik ranmor maupun FB juga memiliki kesamaan lain yang berarti positip yaitu mendukung tercapainya tujuan dan memudahkan orang atau lembaga dalam memenuhi sebagian kebutuhannya. Contoh positip : melalaui FB dapat menemukan teman lama melalui fasilitas pencarian (searching), melalui FB pula dapat sebagai media mempererat persaudaraan, penjahat  ditangkap berkat facebook, FB juga efektif sebagai media penggalangan sosial sebagai contoh kasus yang dialami Prita Mulyasari dan Bilqis kemudian kasus Bibit - Chandra. Dukungan luar biasa dari sesama pengguna fecebook mampu menekan aparat penegak hukum, bahkan berhasil pula mengumpulkan dana sampai Rp 1 miliar lebih bekerjasama dengan media massa, contoh lain kasus penyakit yang diderita Bilqis, anak usia setahun lebih yang menderita sakit langka sehingga harus dilakukan operasi cangkok hati untuk menyelamatkan jiwanya, tak sampai sebulan sudah terkumpul dana Rp1,2 miliar (Vita Agustina Pohan dalam   http://www.inilah.com/news/). Hal tersebut  terjadi karena melalui FB  maka pengguna (facebooker) akan mampu menjalin komunikasi dengan pengguna (beberapa pengguna) yang lain secara murah tanpa batas dan dalam waktu yang hampir bersamaan, sehingga dengan mudahnya terjalin interaksi sosial, karena itulah FB dikenal sebagai jejaring sosial.
Selain sebagai jejaring sosial FB juga telah dicap sebagai gaya hidup masa kini dan memiliki daya tarik yang luar biasa bagi kawula muda termasuk pelajar mulai tingkat SMP dan SMA yang memang memiliki mobilitas sosial yang tinggi. Jumlah anggota Facebook  terus berlipat ganda. Tahun ini, di umurnya yang keenam, Facebook telah memiliki 400 juta anggota. Sebanyak 17-an juta anggota berasal dari Indonesia (TEMPO interaktif - Jumat, 19 Februari 2010 16.27). FB menjadi ngetrend tentu ada faktor - faktor yang mempengaruhinya, dengan mengetahui itu diharapkan dapat diketahui pula kebijakan yang dapat ditempuh agar para pelajar sebagai generasi penerus tidak terjebak dalam FB.

A. Faktor internal

Faktor internal adalah keadaan yang ada pada diri pelajar yang dapat mendorong \ memungkinkan pengambilan keputusan menjadi face booker,

1.      Kebanyakan pelajar telah terbiasa dengan dunia internet karena memang mudah dipelajari dan menarik serta memang diajarkan, dengan pengetahuannya tersebut FB menjadi dekat dan memang sesuatu yang tidak sulit baginya untuk mengakses.

2.      Remaja memang memiliki sifat ikut – ikutan dan atau coba – coba, dengan demikian pengaruh ajakan teman sepergaulan, keinginan meniru dan mengikuti serta mencoba sesuatu yang baru agar tidak dicap “kuno” sangat mempengaruhi dan mendorongnya.

3.      Ada peluang dan kesempatan, bagi pelajar yang tidak padat dengan kegiatan organisasi, aktif kegiatan olahraga atau bimbel (bimbingan belajar) tentu memiliki kesempatan yang lebih luas ber - face book - ria, disamping itu kelebihan  uang saku  juga memberikan peluang siswa internetan ke penyedia jasa, sepertri warung internet (warnet),

4.      Walau FB telah memberlakukan batasan umur untuk menjadi pengguna namun registrasi yang mudah tanpa verifikasi formal & faktual, maka seorang anak, remaja atau siapapun  yang  sangat berhasrat dan berikhtikad tidak taat bisa dengan mudah mengelabuhinya dengan penyamaran,

5.      Kepemilikan perangkat keras yang makin luas seperti (PC) computer, laptop, note book, HP (hand phone / ponsel) turut andil menstimulasi maraknya demam FB.

B. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah keadaan yang terdapat di lingkungan dimana pelajar berada yang  menumbuhkan rangsangan pengambilan keputusan menjadi face booker atau berkativitas chatting melalui facebook :

1.      Mengakses situs face book tidak harus menggunakan computer, laptop atau note book tetapi dapat menggunakan hp (ponsel) yang terinstal chat \ beraplikasi chatting, dan belakangan ini penawaran hp baru marak disertai dengan adanya aplikasi FB, kondisi demikian memungkinkan face bookan sangat luwes, tidak kentara, serta tidak tergantung waktu dan tempat.

2.     Fasilitas operator seluller, penyelenggara komunikasi seluller dalam rangka memasarkan produknya juga menawarkan iming – iming bonus, gratis internetan untuk waktu tertentu juga ditunjukkan FB dan sebagainya yang di dalamnya tersedia kemudahan chatting yang mengasyikan,

3.     Keberadaan penyedia jasa (warnet) yang ada di hampir setiap wilayah bahkan juga terjadi kompetisi dalam melayani pelanggan, keadaan demikian juga merupakan stimulus bagi face booker, dalam jarak menjadi mudah terjangkau maupun dengan beayanya yang semakin murah.

4.      Dalam mempertahankan pelanggan  dan memperbesar pangsa pasar, penyedia jasa juga melengkapi tambahan fasilitas layanan internetan gratis kepada pelanggan atau tamu, seperti yang ditawarkan hotel, mall, bengkel, cafe, rumah makan, warung lesehan,bahkan pos ronda dan sebagainya. Disamping itu, instansi pemerintah dan beberapa lembaga pendidikan (sekolah) juga banyak yang telah dilengkapi fasilitas ‘hot spot’, kondisi tersebut merupakan stimulus pula bagi face booker.

5.     Tiadanya perhatian atau komunikasi antara wali \ orang tua dengan anak  juga dapat menjadi penyebab larinya anak ke face book sekedar curhat (mencurahkan isi hati) dan berbagi dengan yang lain.
Berdasarkan keadaan yang dapat menjadi faktor tersebut maka facebookan dapat dilakukan oleh mereka yang belum cukup berumur dan  juga dapat dilakukan di rumah, di perjalanan, di sekolah atau di tempat – tempat umum. Apabila face booker  bermasalah maka yang terkena dampaknya juga para orang tua dan guru, keadaan demikian apabila tidak terkendali maka akan menjadi keresahan sosial karena melalui face book pula dapat disalahgunakan untuk provokasi, menghasut atau menyebarkan kabar bohong, prostitusi dan penipuan serta ancaman, fitnah dan lain lain.
Mengantisipasi agar siswa tidak menjadi korban FB dengan melarang (rasia) hp di sekolah bukan langkah tepat, sebagaimana melarang siswa SMP bersepeda motor ke sekolah tidaklah efektif karena mereka tetap berkendaraan bermotor dan menitipkannya di luar sekolah. Pencegahan bahaya FB khususnya penyalahgunaan FB sebagaimana menangani masalah sosial lainnya memang efektif apabila diwujudkan sebagai “gerakan” yang dilandasi kesadaran bekerjasama dengan orang tua  serta sinergi dengan  instansi terkait.
Agar siswa tidak menjadi korban penyalahgunaan FB sekaligus juga agar siswa tidak menjadi pelaku pelanggaran di jejaring sosial FB, maka beberapa langkah bijak yang segera ditempuh adalah :
1.      Peran orang tua.

Peningkatan peran orang tua dalam memberikan perhatian terhadap aktivitas dan kebiasaan putra - putrinya, orang tua juga penting mengetahui jati diri teman akrab putranya, disamping itu hendaknya juga meluangkan waktu untuk mendampingi anaknya saat internetan. Orang tua seyogyanya  tidak memberikan uang saku yang berlebihan dan mengawasi anaknya agar tidak menghabiskan waktu hanya untuk facebookan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menneg PP-PA) juga menegaskan bahwa melarang anak mengakses face book tidak efektif yang penting adalah pendampingan dan pengawasan dari orang tua.

2.      Peran Sekolah.

Sekolah secara mandiri atau bersama-sama dengan instansi terkait melakukan pembekalan (diklat) FB dan jejaring sosial lainnya agar siswa memahami manfaat, bahaya dan konsekuensi hukum serta etika facebookan sehingga anak didik dapat terhindar dari  penyalahgunaan FB.

Disamping itu, sekolah juga dapat memanfaatkan FB sebagai media komunikasi  dengan siswa atau sebagai media konsultasi antara guru dengan anak didiknya. Sekolah juga dapat mengintensifkan “edugame” dan kegiatan lain bermanfaat bagi siswa.

3.      Pengendalian situs FB.

Lembaga Pemerintah dan lembaga pendidikan yang instansinya terdapat layanan wireless (hot spot) dapat mengendalikan, melakukan penjadwalan terhadap akses situs FB, sebagai misal pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan saat – saat JBM (jam belajar masyarakat) situs FB terkendali.

4.      Pengaturan (regulasi).

Pemerintah Daerah atau Instansi yang mengurusi telematika dan komunikasi serta instansi yang berwenang menerbitkan perizinan usaha warnet hendaknya melengkapi regulasi bagi warnet untuk tidak menerima anak berseragam sekolah saat jam sekolah tanpa surat tugas (izin) dari sekolah. Selain itu juga penting diperhatikan adanya “pancaran liar/bebas”.

5.      Aktifkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN).

Suatu gerakan yang diyakini akan turut menentukan keberhasilan program dan pernah dicanangkan serta dlaksanakan beberapa waktu yang lalu yaitu GDN sangat pantas untuk diaktifkan lagi.

Kesimpulan sementara

Demam face book yang menawarkan komunikasi (interaksi) murah tanpa batas merupakan fenomena yang tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi era keterbukaan dan globalisasi, perkembangan teknologi informasi (IT) serta pemaknaan sebagai peluang bisnis.
Makin maraknya facebookan juga sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang ada pada diri face booker dan faktor eksernal berupa kemudahan yang tersedia di lingkungan, disamping itu FB ternyata banyak berbuah positip  akan tetapi dapat juga menjadi negatip bagi mereka yang tidak siap dan memahaminya secara benar. Seperti dikatakan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi, Penggunaan situs jejaring sosial tersebut,  ibarat uang logam yang memiliki dua sisi, bisa berdampak positif maupun berdampak negatif, tergantung mana yang digunakannya (http://www.antaranews.com/).
Agar para siswa dapat menjadi face booker yang baik dan benar maka mereka perlu disiapkan, dan pihak – pihak yang terkait dengan perlindungan anak, pembinaan keamanan & ketertiban masyarakat (kamtibmas), telematika & komunikasi, dan perijinan serta kesatuan bangsa dapat mendukungnya dengan tindakan nyata penciptaan lingkungan yang kondusif mulai sekarang.

Sumber bacaan :

1.      Tempo - Jumat, 19 Februar 2010 16.27 wib. ihttp://id.news.yahoo.com/tmpo/20100219/ttc-facebook-menyalip-yahoo-di-tikungan-a197c9d.html.


2.      http://www.antaranews.com/berita/1266566477/kak-seto-anak-cari-perhatian-di-facebook


Kak Seto: Anak Cari Perhatian di Facebook


Jumat, 19 Pebruari 2010 15:01 WIB.

3.    http://www.antaranews.com/berita/1266563628/menneg-pp-dampingi-anak-saat-mengakses-facebook


Menneg PP: Dampingi Anak Saat Mengakses "Facebook"


Jumat, 19 Pebruari 2010 14:13 WIB


16/02/2010 - 08:54


Facebook Sebagai Pembelajaran Moral



Facebook Menyalip Yahoo! di Tikungan  



Tempo - Jumat, 19 Februar 2010 16.27 wib. ihttp://id.news.yahoo.com/tmpo/20100219/ttc-facebook-menyalip-yahoo-di-tikungan-a197c9d.html

Facebook Menyalip Yahoo! di Tikungan  

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kejutan itu datang lagi dari Facebook. Data analisa web yang dirilis Compete.com, Kamis (18/2) menunjukkan bahwa jumlah pengunjung Facebook di Amerika sudah menyalip jumlah pengunjung Yahoo!.

Selama bertahun-tahun Yahoo! begitu popular. Sejak berdiri di pertengahan 1990-an jumlahpengunjung Yahoo! meroket. Dari sekedar wbsite yang memuat kumpulan tuatan (link), Yahoo! menggurita ke mana-mana. mereka menggandeng kantor berita, pembuat koran. Membuat fitur mengakses saham, penjualan mobil, halaman lowongan kerja, hingga surat elektronik dan mesin pencari.

Popularitas itu kemudian dikalahkan Google sejak dua tahun lalu. Meski begitu Yahoo!tetaplah menjadi situs favorit kedua setelah Google. Tapi, bulan lalu, fakta itu bergeser lagi. Facebook menyalip di tikungan. Mereka kini lebih popular ketimbang Yahoo!.

Pada Desember 2009, Yahoo! bisa merengkuh 133,45 juta orang di Amerika. Facebook saat itu tak jauh dari angka itu, 132,13 juta orang. Nah, pada awal 2010 posisi itu berubah. Pengunjung Facebook di negeri Abang Sam naik menjadi 133,62 juta dan Yahoo! turun menjadi 132 juta.

Jumlah anggota Facebook juga terus berlipat ganda. Tahun ini, di umurnya yang keenam, Facebook telah memiliki 400 juta anggota. Sebanyak 17-an juta anggota berasal dari Indonesia.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar