Dra. Lestari P / BK SMPN 1
MInggir
Belakangan ini
berbagai media massa baik media elektronik (gambar dan atau suara), serta media
cetak gencar menayangkan, menyiarkan dan mewartakan tentang fenomena situs
pertemanan “face book” (FB), namun yang menyolok dari tayangan atau berita
tersebut berkisar anak hilang atau “diculik”, remaja lari dari rumah, siswa
yang menghina dan mengancam gurunya, mahasiswi tertipu, bisnis prostitusi, sedang
asyik face bookan motor aparat raib, bahkan seseorang menjadi terpidana gara – gara FB. Oleh sebab itulah pernah ada
reaksi suatu organisasi yang menyatakan
bahwa FB diharamkan (dilarang). FB seolah - olah sesuatu yang merugikan, yang
mencelakakan, padahal ada kecelakaan lain atau korban lain yang lebih buruk
lagi bukan karena FB, misalnya kecelakaan lalu lintas karena kelalaian berkendaraan
motor (RANMOR).
FB dan RANMOR
memang berbeda akan tetapi ada kesamaannya yaitu telah menjadi bagian kehidupan
baik bagi perorangan sebagai pribadi ataupun individu sebagai representasi
lembaga. Baik ranmor maupun FB juga memiliki kesamaan lain yang berarti positip
yaitu mendukung tercapainya tujuan dan memudahkan orang atau lembaga dalam
memenuhi sebagian kebutuhannya. Contoh positip : melalaui FB dapat menemukan
teman lama melalui fasilitas pencarian (searching), melalui FB pula dapat
sebagai media mempererat persaudaraan, penjahat
ditangkap berkat facebook, FB juga efektif sebagai media penggalangan
sosial sebagai contoh kasus yang dialami Prita Mulyasari dan Bilqis kemudian
kasus Bibit - Chandra. Dukungan luar biasa dari sesama pengguna fecebook mampu
menekan aparat penegak hukum, bahkan berhasil pula mengumpulkan dana sampai Rp
1 miliar lebih bekerjasama dengan media massa, contoh lain kasus penyakit yang
diderita Bilqis, anak usia setahun lebih yang menderita sakit langka sehingga
harus dilakukan operasi cangkok hati untuk menyelamatkan jiwanya, tak sampai
sebulan sudah terkumpul dana Rp1,2 miliar (Vita Agustina Pohan dalam http://www.inilah.com/news/).
Hal tersebut terjadi karena melalui FB maka pengguna (facebooker) akan mampu
menjalin komunikasi dengan pengguna (beberapa pengguna) yang lain secara murah
tanpa batas dan dalam waktu yang hampir bersamaan, sehingga dengan mudahnya terjalin
interaksi sosial, karena itulah FB dikenal sebagai jejaring sosial.
Selain sebagai
jejaring sosial FB juga telah dicap sebagai gaya hidup masa kini dan memiliki
daya tarik yang luar biasa bagi kawula muda termasuk pelajar mulai tingkat SMP
dan SMA yang memang memiliki mobilitas sosial yang tinggi. Jumlah anggota
Facebook terus berlipat ganda. Tahun
ini, di umurnya yang keenam, Facebook telah memiliki 400 juta anggota. Sebanyak
17-an juta anggota berasal dari Indonesia (TEMPO interaktif - Jumat, 19
Februari 2010 16.27). FB menjadi ngetrend tentu ada faktor - faktor yang
mempengaruhinya, dengan mengetahui
itu diharapkan dapat diketahui pula kebijakan yang dapat ditempuh agar para pelajar
sebagai generasi penerus tidak terjebak dalam FB.
A.
Faktor internal
Faktor internal adalah
keadaan yang ada pada diri pelajar yang dapat mendorong \ memungkinkan
pengambilan keputusan menjadi face booker,
1.
Kebanyakan pelajar telah
terbiasa dengan dunia internet karena memang mudah dipelajari dan menarik serta
memang diajarkan, dengan pengetahuannya tersebut FB menjadi dekat dan memang
sesuatu yang tidak sulit baginya untuk mengakses.
2.
Remaja memang memiliki sifat
ikut – ikutan dan atau coba – coba, dengan demikian pengaruh ajakan teman
sepergaulan, keinginan meniru dan mengikuti serta mencoba sesuatu yang baru
agar tidak dicap “kuno” sangat mempengaruhi dan mendorongnya.
3.
Ada peluang dan kesempatan, bagi
pelajar yang tidak padat dengan kegiatan organisasi, aktif kegiatan olahraga
atau bimbel (bimbingan belajar) tentu memiliki kesempatan yang lebih luas ber -
face book - ria, disamping itu kelebihan uang saku
juga memberikan peluang siswa internetan ke penyedia jasa, sepertri
warung internet (warnet),
4.
Walau FB telah memberlakukan
batasan umur untuk menjadi pengguna namun registrasi yang mudah tanpa
verifikasi formal & faktual, maka seorang anak, remaja atau siapapun yang sangat berhasrat dan berikhtikad tidak taat bisa
dengan mudah mengelabuhinya dengan penyamaran,
5.
Kepemilikan perangkat keras
yang makin luas seperti (PC) computer, laptop, note book, HP (hand phone / ponsel)
turut andil menstimulasi maraknya demam FB.
B. Faktor eksternal
Faktor eksternal
adalah keadaan yang terdapat di lingkungan dimana pelajar berada yang menumbuhkan rangsangan pengambilan keputusan
menjadi face booker atau berkativitas chatting melalui facebook :
1.
Mengakses situs face book tidak
harus menggunakan computer, laptop atau note book tetapi dapat menggunakan hp
(ponsel) yang terinstal chat \ beraplikasi chatting, dan belakangan ini
penawaran hp baru marak disertai dengan adanya aplikasi FB, kondisi demikian
memungkinkan face bookan sangat luwes, tidak kentara, serta tidak tergantung
waktu dan tempat.
2. Fasilitas operator seluller,
penyelenggara komunikasi seluller dalam rangka memasarkan produknya juga menawarkan
iming – iming bonus, gratis internetan untuk waktu tertentu juga ditunjukkan FB
dan sebagainya yang di dalamnya tersedia kemudahan chatting yang mengasyikan,
3. Keberadaan penyedia jasa
(warnet) yang ada di hampir setiap wilayah bahkan juga terjadi kompetisi dalam
melayani pelanggan, keadaan demikian juga merupakan stimulus bagi face booker, dalam
jarak menjadi mudah terjangkau maupun dengan beayanya yang semakin murah.
4.
Dalam mempertahankan
pelanggan dan memperbesar pangsa pasar,
penyedia jasa juga melengkapi tambahan fasilitas layanan internetan gratis
kepada pelanggan atau tamu, seperti yang ditawarkan hotel, mall, bengkel, cafe,
rumah makan, warung lesehan,bahkan pos ronda dan sebagainya. Disamping itu,
instansi pemerintah dan beberapa lembaga pendidikan (sekolah) juga banyak yang
telah dilengkapi fasilitas ‘hot spot’, kondisi tersebut merupakan stimulus pula
bagi face booker.
5. Tiadanya perhatian atau
komunikasi antara wali \ orang tua dengan anak juga dapat menjadi penyebab larinya anak ke
face book sekedar curhat (mencurahkan isi hati) dan berbagi dengan yang lain.
Berdasarkan keadaan
yang dapat menjadi faktor tersebut maka facebookan dapat dilakukan oleh mereka
yang belum cukup berumur dan juga dapat
dilakukan di rumah, di perjalanan, di sekolah atau di tempat – tempat umum.
Apabila face booker bermasalah maka yang
terkena dampaknya juga para orang tua dan guru, keadaan demikian apabila tidak
terkendali maka akan menjadi keresahan sosial karena melalui face book pula
dapat disalahgunakan untuk provokasi, menghasut atau menyebarkan kabar bohong,
prostitusi dan penipuan serta ancaman, fitnah dan lain lain.
Mengantisipasi agar
siswa tidak menjadi korban FB dengan melarang (rasia) hp di sekolah bukan
langkah tepat, sebagaimana melarang siswa SMP bersepeda motor ke sekolah
tidaklah efektif karena mereka tetap berkendaraan bermotor dan menitipkannya di
luar sekolah. Pencegahan bahaya FB khususnya penyalahgunaan FB sebagaimana
menangani masalah sosial lainnya memang efektif apabila diwujudkan sebagai
“gerakan” yang dilandasi kesadaran bekerjasama dengan orang tua serta sinergi dengan instansi terkait.
Agar siswa tidak
menjadi korban penyalahgunaan FB sekaligus juga agar siswa tidak menjadi pelaku
pelanggaran di jejaring sosial FB, maka beberapa langkah bijak yang segera
ditempuh adalah :
1.
Peran orang tua.
Peningkatan peran orang tua dalam
memberikan perhatian terhadap aktivitas dan kebiasaan putra - putrinya, orang
tua juga penting mengetahui jati diri teman akrab putranya, disamping itu
hendaknya juga meluangkan waktu untuk mendampingi anaknya saat internetan.
Orang tua seyogyanya tidak memberikan
uang saku yang berlebihan dan mengawasi anaknya agar tidak menghabiskan waktu
hanya untuk facebookan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Menneg PP-PA) juga menegaskan bahwa melarang anak mengakses face book tidak
efektif yang penting adalah pendampingan dan pengawasan dari orang tua.
2.
Peran Sekolah.
Sekolah secara mandiri atau bersama-sama
dengan instansi terkait melakukan pembekalan (diklat) FB dan jejaring sosial
lainnya agar siswa memahami manfaat, bahaya dan konsekuensi hukum serta etika
facebookan sehingga anak didik dapat terhindar dari penyalahgunaan FB.
Disamping itu, sekolah juga dapat
memanfaatkan FB sebagai media komunikasi
dengan siswa atau sebagai media konsultasi antara guru dengan anak
didiknya. Sekolah juga dapat mengintensifkan “edugame” dan kegiatan lain
bermanfaat bagi siswa.
3.
Pengendalian situs FB.
Lembaga Pemerintah dan lembaga pendidikan
yang instansinya terdapat layanan wireless (hot spot) dapat mengendalikan,
melakukan penjadwalan terhadap akses situs FB, sebagai misal pada saat proses
belajar mengajar berlangsung dan saat – saat JBM (jam belajar masyarakat) situs
FB terkendali.
4.
Pengaturan (regulasi).
Pemerintah Daerah atau Instansi yang
mengurusi telematika dan komunikasi serta instansi yang berwenang menerbitkan
perizinan usaha warnet hendaknya melengkapi regulasi bagi warnet untuk tidak
menerima anak berseragam sekolah saat jam sekolah tanpa surat tugas (izin) dari
sekolah. Selain itu juga penting diperhatikan adanya “pancaran liar/bebas”.
5.
Aktifkan Gerakan Disiplin
Nasional (GDN).
Suatu gerakan yang diyakini akan turut
menentukan keberhasilan program dan pernah dicanangkan serta dlaksanakan
beberapa waktu yang lalu yaitu GDN sangat pantas untuk diaktifkan lagi.
Kesimpulan
sementara
Demam face book yang
menawarkan komunikasi (interaksi) murah tanpa batas merupakan fenomena yang
tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi era keterbukaan dan globalisasi, perkembangan
teknologi informasi (IT) serta pemaknaan sebagai peluang bisnis.
Makin maraknya facebookan juga
sangat dipengaruhi oleh faktor internal yang ada pada diri face booker dan
faktor eksernal berupa kemudahan yang tersedia di lingkungan, disamping itu FB
ternyata banyak berbuah positip akan
tetapi dapat juga menjadi negatip bagi mereka yang tidak siap dan memahaminya
secara benar. Seperti dikatakan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas
PA) Seto Mulyadi, Penggunaan situs jejaring sosial tersebut, ibarat uang logam yang memiliki dua sisi,
bisa berdampak positif maupun berdampak negatif, tergantung mana yang
digunakannya (http://www.antaranews.com/).
Agar para siswa dapat menjadi face
booker yang baik dan benar maka mereka perlu disiapkan, dan pihak – pihak yang
terkait dengan perlindungan anak, pembinaan keamanan & ketertiban
masyarakat (kamtibmas), telematika & komunikasi, dan perijinan serta
kesatuan bangsa dapat mendukungnya dengan tindakan nyata penciptaan lingkungan
yang kondusif mulai sekarang.
Sumber bacaan :
1.
Tempo - Jumat, 19 Februar 2010 16.27 wib.
ihttp://id.news.yahoo.com/tmpo/20100219/ttc-facebook-menyalip-yahoo-di-tikungan-a197c9d.html.
2. http://www.antaranews.com/berita/1266566477/kak-seto-anak-cari-perhatian-di-facebook
Kak Seto: Anak Cari
Perhatian di Facebook
Jumat, 19 Pebruari 2010 15:01 WIB.
3. http://www.antaranews.com/berita/1266563628/menneg-pp-dampingi-anak-saat-mengakses-facebook
Menneg PP: Dampingi
Anak Saat Mengakses "Facebook"
Jumat, 19 Pebruari 2010 14:13
WIB
16/02/2010 - 08:54
Facebook Sebagai Pembelajaran Moral
Facebook Menyalip Yahoo! di Tikungan
Tempo - Jumat, 19 Februar 2010 16.27
wib. ihttp://id.news.yahoo.com/tmpo/20100219/ttc-facebook-menyalip-yahoo-di-tikungan-a197c9d.html
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kejutan itu datang lagi dari Facebook. Data analisa web yang dirilis Compete.com, Kamis (18/2) menunjukkan bahwa jumlah pengunjung Facebook di Amerika sudah menyalip jumlah pengunjung Yahoo!.
Selama bertahun-tahun Yahoo! begitu popular. Sejak berdiri di pertengahan 1990-an jumlahpengunjung Yahoo! meroket. Dari sekedar wbsite yang memuat kumpulan tuatan (link), Yahoo! menggurita ke mana-mana. mereka menggandeng kantor berita, pembuat koran. Membuat fitur mengakses saham, penjualan mobil, halaman lowongan kerja, hingga surat elektronik dan mesin pencari.
Popularitas itu kemudian dikalahkan Google sejak dua tahun lalu. Meski begitu Yahoo!tetaplah menjadi situs favorit kedua setelah Google. Tapi, bulan lalu, fakta itu bergeser lagi. Facebook menyalip di tikungan. Mereka kini lebih popular ketimbang Yahoo!.
Pada Desember 2009, Yahoo! bisa merengkuh 133,45 juta orang di Amerika. Facebook saat itu tak jauh dari angka itu, 132,13 juta orang. Nah, pada awal 2010 posisi itu berubah. Pengunjung Facebook di negeri Abang Sam naik menjadi 133,62 juta dan Yahoo! turun menjadi 132 juta.
Jumlah anggota Facebook juga terus berlipat ganda. Tahun ini, di umurnya yang keenam, Facebook telah memiliki 400 juta anggota. Sebanyak 17-an juta anggota berasal dari Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar